Sabtu, 03 Januari 2015

Tentang Hujan




Sore ini aku masih mendapati diriku bermalas – malasan dikasur, berniat pergi ke bara untuk mengambil laundry, namun tiba – tiba hujan turun dengan derasnya. Sedikit kesal dengan hujan ini namun sebagai penikmat hujan sejati, aku manabisa mengabaikan hujan sore ini. Kembali tercium petrichor yang tercium hingga kamarku di lantai 2 ini. 

Petrichor, petra dan ichor, yang kerap kali juga disebut dengan “dust after rain” membuat hati ini tenang, seperti yang telah banyak dipublikasikan bahwa memang aroma yang tercipta setelah hujan adalah aroma rileksasi yang menenangkan hati.http://indiadaily.net/wp-content/uploads/2014/08/large.jpg

Tentang hujan.. entah kenapa hujan menjadi salah satu momen yang selalu ditunggu, gemericik air yang turun membasahi genting, tetesan air yang turun dari langit seperti menandakan bahwa langit sedang menangis, entah menangis sedih atau bahagia. Bagiku hujan sendiri lebih dari sekedar pendingin suaasana, namun sebagai momen dimana aku bisa merasakan senang yang luar biasa. Biasanya ketika di Balikpapan, aku selalu menyempatkan diri untuk dibasahi hujan, menghangatkan diri dengan menyantap pisang goreng panas dan juga teh hangat, aku selalu dibuai dengan pesona hujan.

Hujan tau kapan ia harus membasahi tanah ini dan tahu kapan harus berhenti, biarlah ia sejenak membasahi tanah ini dan membangkitkan gairah hidup yang tinggal di tanah. Hujan yang katanya mampu membawa manusia kembali teringat akan masa lalunya pun ku anggap bukan isapan jempol belaka, ketika hujan ingatan ini langsung membawa diriku ketika aku masih kecil, ketika aku bermain bola dibawah hujan yang deras bersama kawan – kawanku, ketika aku duduk di kedai coto makasar dan menunggu hujan reda, atau ketika aku mengamati si dia dalam diam.

Hujan.. dalam hujan pun dikatakan bahwa doa lebih diijabah oleh Yang Maha Kuasa, maka dari itu biarkan aku berdoa sejenak dalam hujan, menyebut namamu, karena dalam doalah aku bisa lebih dekat denganmu tanpa harus jauh dari yang menciptakan aku            

sendiri



Ini cerita tentang seseorang yang sendiri. Aku tak tahu harus memulainya dari mana, aku melihat sekelilingku kulihat orang menatapku seakan aku bukan bagian dari mereka. Jika aku bukan bagian dari mereka apakah itu berarti aku juga bukan bagian dari semesta, atau semesta manakah yang kehadiranku dianggap ?.

Aku bukanlah orang baik, aku bahkan merasa bahwa waktuku tak akan cukup untuk membuat diriku menjadi orang baik, aku hanya ingin menjadi orang baik, ya, orang baik. Mereka yang bahkan rela memberikan hidupnya untuk orang lain. Apakah aku memiliki keberanian yang cukup untuk memberikan hidupku pada orang lain ?. impianku simple, menjalani hidup ini dengan sederhana, membantu sekitar hingga habis waktuku, istirahat dalam damai.

Kudengar sebuah lagu yang mengganggu dan mengusik kesendirianku, apakah aku sendiri karena keadaan atau karena kesenanganku sendiri ?. tak taulah aku, bahkan I’m rather to enjoy my loneliness. Going nowhere, alone. Nobady will notice me.

Hati yang gundah yang hanya bisa ditenangkan oleh ayat-Nya, mungkin jalan keluar masalahku hanya sejarak, dahi dan lantai kala ku sujud pada-Mu.